PENULISAN KARYA ILMIAH
PENULISAN KARYA ILMIAH
A. Pengertian Karya Ilmiah
Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya (Susilo. 1995:11)
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Tujuannya untuk memberitahukan suatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai suatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknya, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis oleh orang lain. Meskipun tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, namun tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Hal semacam ini disebut juga dengan penelitian lanjutan.
Dilihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraian, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan (Azwardi, 2008: 111)
Finoza, (2008) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas tiga jenis, yaitu (1) karangan ilmiah, (2) karangan semi ilmiah atau populer, (3) karangan non ilmiah. Yang tergolong karangan ilmiah antara lain: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain; artikel, editorial, opini, feature, reportase; yang tergolong karangan nonilmiah antara lain: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama. Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persayaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku. Sementara itu, karangan semi ilmiah berada diantara keduanya.
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis ilmiah, ciri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggungjawabkan secara empiris dan objektif. Dalam penelitian, yang digunakan sebagai bahan penulisan karya iliah dapat berupa kutipan atas pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan.
B. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ini:
1. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran atau keabsahannya.
2. Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan, uraian,atau simpulan dalam karya ilmiah harus factual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6. Tidak Pleonastis.
Maksdunya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran)
7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
Dalam menulis karya ilmiah tidak boleh menggunakan bahasa ragam santai. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam formal, yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Ciri-ciri penulisan karya ilmiah di atas harus diperhatikan bagi penulis karya ilmiah. Dalam hal ini, karya tulis ilmiah berbeda dengan karya tulis nonilmiah. Dalam karya tulis ilmiah cirri keobjektifannya sangat tinggi, sedangkan pada karya tulis nonilmiah ciri kesubjektifannya yang sangat tinggi. Ciri-ciri karya ilmiah dapat dikaji dari minimal 4 aspek, yaitu:
a. Struktur.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok bahasan), dan penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
b. Komponen dan Substansi.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal memprasyaratkan adanya abstrak.
c. Sikap Penulis.
Sikap penulis dalam karya ilmiah ini adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama kedua.
d. Penggunaan Bahasa.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
C. Syarat-syarat Karya Ilmiah
Dalam penulisannya, karya ilmiah memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu:
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun piker dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur piker dituangkan dalam sistimatika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur : kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan), dan argumentasi (alasan)
Di dalam menulis karya menulis, persyaratan di atas sebaiknya diperhatikan oleh penulis agar ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dapat terarah dan tersusun secara sistematis sehingga maksud dan tujuannya enak dibaca dan mudah dipahami.
D. Bahasa dalam Karya Ilmiah
Di bidang ilmu, keperluan akan bahasa yang khusus dengan peristilahan, pengungkapan dan perlambangan yang serba khusus, sangat terasa. Penulis karya ilmiah harus mempergunakan bahasa baku dalam menuangkan karyanya. Bahasa baku merupakan ragam bahasa orang yang berpendidikan, yaitu bahasa dunia pendidikan (Tim, 1993:13). Karena kekhususan dalam langgam dan peristilahan, bahasa keilmuan berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, meskipun yang menjadi dasarnya adalah bahasa baku, bahasa dalam bahasa kelimuan sering memperlihatkan ciri khasnya masing-masing. Namun, secara umum bahasa keilmuan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bahasa ilmu harus lugas dan jelas, menghindari segala macam kesamaran dan ketaksaan (ambiguitas). Lugas artinya langsung mengenai sasaran, tanpa basa basi. Cermat artinya, berusaha untuk melakukan sesuatu tanpa cacat atau salah.
2. Bahasa ilmu itu gayanya ekonomis. Artinya bahasa ilmu itu berusaha tidak mennggunakan jumlah kata yang lebih banyak daripada yang diperlukan. Dengan kata lain, bahasa ilmu itu haruslah padat isi dan bukan padat kata.
3. Bahasa ilmu itu objektif dan berusaha tidak memperlihatkan ciri perseorangan (gaya impersonal) sehingga wujud kalimatnya sering terlepas dari keakuan si penulis.
4. Bahasa ilmu itu tidak melibatkan perasaan (tidak beremosi).
5. Bahasa ilmu itu mengutamakan informasi, bukan imajinasi yang menjadi ciri khas bahasa kesusastraan.
6. Bahasa ilmu itu khususnya yang teoritis, umumnya dinyatakan dalam bahasa yang abstrak.
7. Bahasa ilmu itu gayanya tidak meluap-luap atau kedogma-dogmaan.
8. Bahasa ilmu itu cenderung membakukan makna kata, ungkapan dan gaya pemeriannya.
9. Ditinjau dari sudut perkembangan bahasa, kata dan istilah ilmiah lebih mantap umurnya daripada kata-kata sehari-hari dalam bentuk, makna dan fungisnya.
Bahasa baku memiliki 3 sifat utama, yakni:
a. Sifat kemantapan dinamis, yang diwujudkan melalui kaidah dan aturan kebahasaan yang bersifat tetap. Bahasa baku tidak dapat berubah setiap saat. Namun, kemantapan baku ini juga bersifat dinamis, artinya bahasa baku masih memungkinkan adanya perubahan yang bersistem dan teratur di bidang kosa kata dan peristilahan serta mengizinkan perkembangan berjenis ragam yang diperlukan dalam kehidupan modern.
b. Sifat kecendekiaannya. Kecendekiaanya bahasa terwujud melalui penyusunan kalimat, paragraf, dan kesatuan bahasa yang lebih besar yang menunjukkan penalaran dan pemikiran yang logis, teratur, dan masuk akal. Proses pencedekiaan bahasa itu penting karena pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber dari bahasa asing.
c. Sifat penyeragaman kaidah. Ada kaidah-kaidah bahasa yang bersifat tetap, berlaku resmi untuk semua kepentingan resmi, dan bisa dipahami secara sama oleh pengguna bahasa baku.
Ciri-ciri bahasa keilmuan sebagi media karya ilmiah menurut Jujun S. Suariasumantri (1999:184), antara lain.
1) Reproduktif, artinya bahwamaksud yang ditulis oleh penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh pembaca.
2) Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat penulisnya kurang mampu menyusun kalimat dengan subjek dan predikat yang jelas.
3) Tidak emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis. Hal-hal yang diungkap harus rasional tanpa diberi tambahan pendapat subjektif adan emosional penulisnya.
4) Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf. Penulis harus mempergunakan bahasa dengan menikuti kaidah tatabahasa agar tulisan tidak mengandung salah tafsir pembaca.
5) Penggunaan istilah keilmuan
6) Bersifat denotatif, artinya penulis harus menggunakan istilah atau kata dengan makna sebenarnya.
7) Rasional, artinya penulis harus menonjuolkan keruntunan pikiran yang logis.
8) Ada kohesi antarkalimat pada setiap paragraf dan koherensi antarparagraf pada setiap bab.
9) Bersifat straightforward atau langsung ke sasaran
10) Penggunaan kalimat efektif.
E. Jenis-jenis Karya Ilmiah
Pada prinsipnya semua karya ilmiah adalah hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini, yang membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut. Secara garis besar, karya ilmiah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian (Arifin, 2006:15)
1. Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan sebagai tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari
a. Paper (karya tulis)
Paper atau lebih popular dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi rngkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya (Djuroto dan Supriadi, 202: 24)
b. Praskripsi
Praskripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat Diploma 3 (D-3) (Djuroto dan Supriadi, 2002: 24)
c. Skripsi
Menurut Arifin (2006:26), skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta-fakta empiris-objektif baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan)maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar kesarjanaan S-1.
d. Tesis
Tesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi, tesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2). Penulisan tesis bertujuan mensintesiskan ilmu yang dperoleh dari perguruan tinggi guna memperluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data atau fakta akurat dengan analisis rinci.
Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oelh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi, disertasi berisi tentang hasil penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari disertasi tersebut. Penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis itu sendiri, penulis disertasi berhak menyandang gelar Doktor.
2. Karya Ilmiah Penelitian
a. Makalah seminar; Karya ilmiah penelitian terdiri dari beberapa jenis karya ilmiah. Yang termasuk karya ilmiah penelitian diantaranya:
1) Naskah seminar, yakni karya ilmiah yang berisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan bdalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian atau pemikiran murni dari penulis dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
2) Naskah bersambung; Naskah bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul dengan pokok bahasan (topic) yang sama, hanya peyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.
b. Laporan hasil penelitian; adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relative singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
c. Jurnal penelitian; adalah buku yang terdiri atas karya ilmiah yang isinya berupa hasil penelitian dan resensi buku. Jurnal penelitian ini harus ditulis secara teratur dan sebaiknya mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (International Standard Serial Number). Sejalan dengan pendapat diatas ada beberapa macam tulisan karya ilmiah menurut Jacob (dalam Indriati, 2003:103). Menurutnya karya ilmiah dikategorikan menjadi sebelas macam:
1) Laporan penelitian adalah laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas.
2) Skripsi adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata-1 (S1).
3) Tesis adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata-2 (S2), yaitu Master.
4) Disertasi adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata-3 (S3), yaitu Doktor.
5) Surat pembaca adalah surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
6) Laporan kasus adalah laporan tentang kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
7) Laporan tinjauan adalah tulisan yang berisi tinjauan karya-karya ilmiah dalam kurun waktu tertentu.
8) Resensi adalah tanggapan terhadap suatu karangan atau buku yang memaparkan manfaat karangan atau buku tersebut untuk pembaca.
9) Monograf adalah karya asli menyeluruh dari suatu masalah. Monograf ini berupa tesis atau disertasi
10) Referat adalah tinjauan mengenai karangan sendiri atau karangan orang lain.
11) Kabilitasi adalah karangan-karangan penting yang dikerjakan sarjana Kemenristekdikti untuk bahan kuliah.
Selain dari sebelas macam karya ilmiah yang dipaparkan di atas, belakangan ini banyak diterbitkan buku ajar yang bermanfaat sebagai penuntun perkuliahan dan diterbitkan oleh perguruan tinggi. Pada prinsipnya buku ajar sama dengan kabilitasi. Selain itu, jenis tulisan ilmiah lainnya adalah proposal penelitian, dan modul. Proposal penelitian biasanya dibuat untuk aplikasi permohonan bantuan dana penelitian dan untuk rancangan skripsi, tesis, dan disertasi. Modul digunakan sebagai panduan perkuliahan dan biasanya digunakan secara internal, tidak harus diterbitkan oleh penerbit.
F. Tahap-tahap Penulisan Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis yang dihasilkan oleh seseorang baik melalui hasil pemikiran maupun hasil penelitian. Maka dari itu dalam penulisan karya ilmiah, kita harus melalui beberapa tahapan. Secara umum ada tiga tahapan yang harus kita lakukan dalam menulis karya ilmiah: (1) Tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (editing).
Dalam proses praktiknya proses ini akan menjadi empat tahap:
1. Tahap Persiapan (pra penulisan) adalah ketika penulis (1) menyiapkan diri, (2) mengumpulkan informasi, (3) merumuskan masalah, (4) menentukan fokus, (5) mengolah informasi, (6) menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, (7) berdiskusi, membaca, mangamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya
2. Tahap Inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam.
Dalam pengumpulan data, penulis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pencarian keterangan dari bahan bacaan,
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis,
c. Pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti,
d. Percobaan dan pengujian di lapangan atau laboratorium.
3. Tahap iluminasi, adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan- akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika ia duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan atau lain-lain. Jika hal seperti itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu segera di catat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Agar gagasan itu tidak menguap begitu saja, seorang pembelajar menulis yang baik selalu menyediakan ballpoint atau pensil dan kertas di dekatnya, bahkan dalam tasnya kemana pun ia pergi.
4. Tahap akhir, yakni verifikasi.
Apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, di seleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Untuk mempermudah seseorang di dalam menulis karya ilmiah, maka ia harus menguasai penulisan dan pengembangan paragraf dan komposisi atau esai.
Dalam hal ini, paragraf yang baik haruslah memenuhi unsur-unsur:
a. Kalimat topik,
b. Memiliki kalimat pengembang,
c. Memiliki kalimat penyimpul
d. Memiliki keutuhan
Komposisi ialah tulisan yang terdiri dari 3-5 paragraf. Karena sifatnya uraian bebas, komposisi biasa disebut dengan tulisan essai. Dalam bentuk lain komposisi ini berupa tulisan opini untuk surat kabar, kolom majalah, teks pidato, ulasan buku, atau komentar. Jenis wacana dalam tulisan ini umumnya eksposisi atau argumentasi.
Sama dengan struktur paragraf, struktur komposisi terdiri atas: pembuka, isi, dan penutup.
Komposisi atau essai memiliki tiga unsur utama yang harus dipenuhi, yaitu: (1) paragraf pembuka; (2) paragraf pengembang; (3) paragraf penutup
Paragraf pembuka bertujuan untuk menjelaskan batasan apa yang hendak diuraikan oleh penulis dalam keseluruhan essai. Paragraph pengembang bertujuan untuk menjelaskan dan menguraikan tesis yang dijelaskan dalam paragraph pembuka. Semakin banyak paragraf pengembang, semakin jelas dan tuntas pembahasan dalam esai. Beberapa teknik yang digunakan untuk membuat paragraf pengembang ialah, kutipan, statistic. Contoh: perbandingan, pengalaman, dan kontras.
Paragraf penutup berisi simpulan dari uraian yang ditulis dalam paragraph pengembang. Paragraph penutup harus tetap mengacu pada tesis statement yang dijelaskan dalam paragraph pembuka. Paragraph penutup bisa ditulis dengan teknik summary, paraphrase, dan restatement.
G. Karya Ilmiah Populer
1. Pengertian
Karya ilmiah popular merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang popular sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca. Menurut Gie (2002: 105), karangan ilmiah popular adalah semacam karangan ilmiah yang mencakup cirri-ciri karangan ilmiah yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, netral, dan sistematis sedang pemaparannya jelas, ringkas, dan tepat.
2. Jenis artikel ilmiah
Artikel dapat kita bedakan berdasarkan bentuk dan isinya. Tartono (2005: 85-86), membagi artikel berdasar dari siapa yang menulis dan fungsi atau kepentingannya.
Berdasarkan penulisnya:
a. Artikel redaksi; tulisan yang digarap oleh redaksi di bawah tema tertentu yang menjadi isi penerbitan, sedangkan.
b. Artikel umum; merupakan tulisan yang ditulis oleh umum (bukan redaksi).
Berdasarkan fungsi atau kepentingannya:
a. Artikel khusus; merupakan nama lain dari artikel redaksi.
b. Artikel sponsor; membahas atau memperkenalkan sesuatu.
Artikel yang banyak dimuat di media massa, dari satu sisi merupakan karya tulis ilmiah popular. Sekalipun bersifat opini (gagasan murni), biasanya penulis artikel berangkat dari sejumlah referensi entah itu kepustakaan atau hasil wawancara.
Berikut adalah berbagai bentuk artikel menurut Marahimin (2004: 238):
1) Artikel Eksposisi (biasa disebut “artikel” saja)
Perkataan “artikel” itu bisa berarti suatu jenis tulisan, suatu genre yang membedakannya dari jenis-jenis yang sudah kita kenal, yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, atau berita.
Seperti tersirat pada namanya, artikel eksposisi ini tidak lain adalah eksposisi yang ditulis menurut aturan-aturan main penulisan artikel: dengan anekdot, kutipan serta reramuan lain yang biasa dipakai orang di dalam artikel.
Tulisan yang biasanya disebut “essay” termasuk golongan ini. Begitu pula apa yang kita kenal sebagai “kolom”.
Apa yang kita kenal sebagai “opini” juga termasuk golongan ini.
a) Humor dan Satir
Humor atau Satir yang ini maksudnya menyindir seseorang atau suatu keadaan, tapi supaya tidak terasa terlalu “pedas” maka dipakailah bentuk kisahan yang lucu, yang sangat sering dengan setting atau latar yang jauh dari keadaan sebenarnya. Jadi, artikel ini berbentuk narasi, atau cerita, lengkap dengan alur, konflik, dan latar-latar.
b) Artikel Informatif
Artikel informative ini sifatnya yaitu hanya memberikan informasi atau petunjuk mengenai sesuatu. Artikel jenis ini sering menggunakan alat anekdot,kutipan dan sebagainya.
c) Artikel Pariwisata
Artikel jenis ini memberikan tuntunan kepada pembacanya mengenai suatu daerah wisata tertentu dengan memberikan deskripsi daerah ini, apa-apa yang dapat dilihat dan diinikmati disana, berapa biaya yang diperlukan serta bagaimana kita dapat bepergian ke sana. Dipandang dari sudut yang terakhir ini, artikel pariwisata dapat pula kita golongkan ke dalam jenis ficer (feature dalam bahasa inggrisnya). Sementara itu kisah perjalanan, walaupun jelas adalah kisahan, atau narasi, dengan sendirinya juga masuk ke golongan informatif ini.
d) Artikel Inspirasi
Artikel ini biasanya tidak lain dari kisah perubahan hidup seseorang dari lembah kenistaan sampai ke tempat yang lebih terpandang, yang sedemikian besar perbedaannya, sehingga kita tidak yakin lompatan jauh itu bisa dilakukannya tanpa adanya campur tangan, atau inspirasi, dari Yang Maha Kuasa. Kisah-kisah semacam ini banyak kita temukan di dalam majalah wanita atau majalah keluarga di seluruh dunia.
e) Artikel Pengalaman Pribadi
Artikel ini dekat dengan inspiratif yang ditulis sendiri. Judul “Seperti yang diceritakan oleh…..” kadang-kadang kita temukan juga di dalam majalah-majalah keluarga. “pengalaman yang tak terlupakan” merupakan judul yang sering dipakai untuk artikel jenis ini.
Catatan penting yang harus diperhatikan dalam penulisan karya tulis ilmiah popular, yaitu :Dalam konsep penulisan hard news (berita singkat) ada sistem yang disebut alur piramida terbalik, yang berarti dimulai dari informasi yang terpenting samapai ke detail yang kurang penting, keuntungannya, pembaca cepat mendapatkan informasi utama. Untuk sebuah karya ilmiah popular, model ini kurang tepat untuk digunakan. Sebab terkesan membosankan. Hal terpenting sudah diketahui di awal, pembaca merasa sudah cukup dengan paragraph-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik rasa ingin tahu lebih lanjut. Walau tidak salah, sistem penulisan seperti ini akan mengurangi daya tarik sebuah karya tulis ilmiah.
H. Ringkasan
Karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seorang ilmuwan yang mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi. Karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Untuk mencapai keilmiahan yang logis dan benar itu, seorang penulis karya ilmiah harus memiliki landasan teori yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Azwardi. 2008. Menulis Ilmiah: Bahasa Indonesia Umum Untuk Mahasiswa. Banda Aceh: FKIP, Unsyiah.
Eko, Susilo, Madyo, dan Triyanto Bambang. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Dahara.
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Diksi.
Lubis, Winaria dan Dadi Waras Suhardjono. 2019. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Sahabat Pena. ISBN 978-623-7440-11-6
Marahimin, I. 2004. Menulis Secara Populer. Jakarta. Pustaka Jaya.
Satata, Sri, Devi S, dan Dadi W. 2012. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Jakarta: Mitra Wacana Media.
Suriasumantri, Jujun S. 1999. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Tartono, St. S. 2005. Menulis di Media Massa Gampang. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Perrtanyaan:
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Tujuannya untuk memberitahukan suatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
Coba Anda jelaskan maksud dari logis dan sitematis dalam penulisan karya ilmiah!
Komentar
Posting Komentar